-
MA MITAHUL MUTA'ALIMIN CIWARINGIN CIREBON
Jl. KH. Masduqi Ali Blok Kasab Babakan Ciwaringin Cirebon. Madrasah Berbasis Pesantren ASWAJA
-
KUNJUNGAN KE KAMPUNG BATIK KEBON GEDANG
Kunjungan siswa ke kampung batik kebon gedang ciwaringin dalam studi pendalaman materi Prakarya dan Seni Budaya
-
GROUP REBBANA MA MIFTAHUL MUTA'ALIMIN
Menumbuhkembangkan kreatifitas siswa dengan bentuk nada dan dakwah dengan syair dan sholawat berbasis pesantren salafi
-
KUNJUNGAN Ir. RIDWAN KAMIL/GUBERNUR JAWA BARAT
Kunjungan Gubernur Jawa Barat dalam rangka menghadiri Haul Sesepuh pendidri Yayasan Masduqi Ali yang menaungi MA Miftahul Muta'alimin
-
KEWIRAUSAHAAN DAN KETERAMPILAN
Kegiatan Kopetensi keterampilan siswa MA Miftahul Muta'alimin dalam bidang konveksi
KEADILAN SOSIAL DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN : ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN
Keadilan Sosial di Lingkungan
Pendidikan: Antara Harapan dan Kenyataan
Oleh: Taufiqurrahman, S.Hum
Pancasila merupakan
ide pokok yang menjadi panduan bagi bangsa Indonesia untuk menentukan ke arah
mana kita akan berjalan dan menyongsong masa depan. Dalam Pancasila, di tiap
poin kelima-limanya mengandung makna yang sangat dalam dan luas yang bisa
diinterpretasikan untuk banyak hal mulai dari yang jelas hingga yang kompleks.
Salah satu butir
pancasila yang masih jelas banyak kurang sana-sini adalah sila ke-5 tentang
keadilan sosial.
Apa itu keadilan sosial di lingkungan
pendidikan?
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia memiliki makna bahwa setiap individu memiliki hak
maupun kesempatan yang setara dalam hal kehidupan sehari-hari, partisipasi
politik, berdemokrasi, pekerjaan dan lain sebagainya tanpa memandang dari asal
daerah, kelas sosial, etnis, ras, agama, usia, gender, orientasi seksual dan
lain sebagainya.
Begitu juga dalam
bidang pendidikan. Setiap anak memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk bisa
mengenyam bangku pendidikan wajib minimal 12 tahun. Bukan hanya sebatas itu
saja, selama di sekolah anak pun memiliki hak yang sama untuk mencari teman,
mendapatkan kesempatan mengikuti lomba, perlakukan yang adil dari para guru dan
kesempatan untuk berprestasi.
Sila ke-5 dan pengaplikasiannya sehari-hari
Salah satu dari
kelima poin yang kerap kali kita dengar dan keluhkan di media sosial adalah
butir pancasila ke-lima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia”. Meskipun secara dasar negara keadilan sosial sudah diatur
sedemikian rupa supaya semua dalam kedudukan yang setara, seringkali
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sangat jauh panggang dari api.
Anda pasti sering
menemukan frasa yang dibuat oleh netizen dunia maya tentang keadilan sosial.
Sebagai salah satu bentuk sarkasme, butir kelima dari pancasila sering
diplesetkan menjadi “keadilan sosial bagi yang good looking” atau “keadilan
sosial bagi yang kaya” dsb.
Bagi anda yang tidak
sengaja membacanya bisa saja responnya hanya akan menganggap itu lelucon saja,
sesuatu yang lucu. Namun bagi mereka yang berkata demikian atau yang pernah
merasakan realita yang ada di lapangan, bisa jadi itu merupakan cara mereka
menumpahkan keluh kesahnya.
Dalam dunia
pendidikan, terutama mereka yang sekolah, keadilan sosial juga kerap tercoreng
dengan masih maraknya perilaku bullying. Anak-anak yang jadi korban bullying
seringkali jadi pihak yang merasa rendah, tak berdaya dan terpinggirkan dari
pergaulan di sekolah. Apalagi di sekolah-sekolah masih sering ditemui
geng-gengan. Ada geng populer di sekolah, ada juga geng “terpinggirkan”.
Ketimpangan sosial
lainnya yang bisa terjadi dalam sekolah adalah perlakukan istimewa pada murid
tertentu. Entah karena si anak memiliki keistimewaan dalam bentuk cerdas,
tampan/cantik, memiliki orang tua kaya yang sumbangan paling banyak, atau
lain sebagainya. Mereka inilah yang biasanya jadi pusat perhatian.
Mengapa kewajiban keadilan sosial ada di sekolah kita?
Keadilan sosial dalam
lingkungan pendidikan sangat penting untuk memastikan tiap anak memiliki bekal
dan kesempatan yang sama untuk bertumbuh jadi versi terbaik dirinya. Lingkungan
sosial sekolah yang baik pun akan mampu membentuk anak menjadi pribadi yang
baik, tanpa dendam masa kecil karena diperlakukan semena-mena.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadilan sosial di lingkungan
pendidikan
- Faktor ekonomi
Faktor ekonomi jadi yang paling umum
mengapa tiap anak belum bisa mendapatkan pendidikan yang setara. Mahalnya biaya
pendidikan, khususnya sekolah yang bagus, membuat anak hanya sekolah sebisanya
saja. Bahkan ada yang sampai tidak bisa melanjutkan pendidikan wajib 12 tahun.
2. Faktor geografi
Jarak rumah yang jauh dengan sekolah
impian bisa jadi halangan bagi anak untuk mendapatkan pendidikan yang setara.
Kalaupun mau kos akan sangat sulit bagi anak seusia sekolah dasar untuk hidup
sendiri. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan zonasi
sekolah.
3. Keterbatasan fisik atau mental
Faktor lainnya adalah fisik dan mental.
Anak yang mengalami hal tersebut tidak bisa mendapatkan sekolah seperti yang
lainnya. Harus mengenyam sekolah khusus yang sesuai dengan kebutuhannya yang
paling mendasar.
Dampak dari adanya ketimpangan sosial dalam lingkup pendidikan
Beberapa dampak buruk yang terjadi jika ketimpangan
sosial di lingkup pendidikan tidak diatasi diantaranya adalah:
- Lingkungan sekolah jadi kurang berkualitas
- Lulusan sekolah tidak mencapai potensi
maksimalnya
- Fasilitas sekolah yang ala kadarnya
- Pendidikan yang diperoleh anak kurang
berkualitas
Fungsi Sekolah yang seharusnya
Lingkungan sekolah
sudah seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan kondusif bagi anak-anak untuk
belajar demi meraih masa depan yang cerah dan menjadi pribadi yang bisa berguna
bagi masyarakat. Setidaknya sekolah sebagai lembaga pendidikan harus memenuhi
beberapa syarat berikut ini untuk benar-benar menjadi tempat tumbuh dan
berkembang yang baik untuk anak:
- Mampu menjadi tempat anak untuk mendapatkan
pengetahuan umum
Pengetahuan merupakan kunci dari banyak
hal. Makin banyak pengetahuan yang dimiliki makin terbuka pikiran si anak dan
kesempatannya untuk menggali potensinya makin terbuka lebar sehingga dia bisa
menjadi apa yang diinginkan tapi tetap bermakna bagi masyarakat sekitar.
Oleh sebab itulah
sekolah harus mampu memberikan pengetahuan umum atau dasar pada anak sebagai
bekal mereka menghadapi kehidupan sehari-hari yang terus bergerak maju dan
makin cepat saja tiap harinya.
2. Mampu mengajari anak keterampilan-keterampilan dasar
Keterampilan dasar yang harus dimiliki
seorang anak sebagai syarat ia bisa belajar sesuatu yang baru dan bagaimana
cara mempertahankan hidupnya di jaman ini adalah membaca, menulis, berhitung
dan bagaimana belajar yang efektif.
Keterampilan-keterampilan
dasar tersebut sangatlah penting terutama bagi anak yang baru saja beranjak
dari usia balita. Keterampilan dasar itu menjadi modal mereka untuk bisa
bertahan di kehidupan yang akan datang.
3. Menjadi tempat pembentukan karakter atau pribadi anak
Karakter merupakan sesuatu yang penting
untuk dimiliki anak agar mereka tidak mudah terombang ambing dalam hidup mereka
ke depannya. Seseorang yang tidak memiliki karakter bisa saja terseret arus
kemana membawanya.
Pembentukan karakter
merupakan proses yang memakan waktu cukup lama. Apalagi jika ingin mengubah
saat sudah dewasa maka akan sangat sulit. Waktu terbaik untuk membentuk
karakter yang baik adalah pada masa sekolah. Untuk itulah sekolah jadi tempat
yang semestinya mampu membimbing anak untuk mengenali karakternya sendiri yang
baik.
4. Menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, mandiri, dan bisa
diandalkan
Dengan segala fungsi sebelumnya seperti mengajarkan ilmu pengetahuan,
beberapa keterampilan dasar, pembentukan karakter di sekolah diharapkan mampu
mencetak sumber daya manusia yang berdikari.
Sumber daya yang unggul yang mampu
menghidupi dirinya sendiri, mengejar cita-cita, dan tetap mampu memberikan
manfaat pada lingkungan sekitar, nusa dan bangsa.
Cara mencapai keadilan sosial di lingkungan pendidikan
Sebenarnya pemerintah
sudah berupaya dengan baik dalam mewujudkan keadilan sosial dalam lingkup
sekolah. salah satu caranya adalah dengan membuat kebijakan sistem zonasi
sekolah. Zonasi sekolah ini memiliki tujuan agar setiap sekolah memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan murid dan tiap murid juga memiliki
kesempatan yang sama untuk memilih sekolah.
Namun memang
kebijakan tersebut sempat ditentang oleh banyak orang, khususnya para orang tua
yang merasa anaknya tidak bisa lagi mengenyam pendidikan di sekolah favorit.
Hal itu karena mereka belum memahami saja tujuan dari kebijakan zonasi
tersebut. Padahal jika mau memperhatikan dan merenungkannya sejenak itu bisa
memberikan beberapa keuntungan yang signifikan.
Pertama jarak sekolah
ke rumah jadi lebih dekat akibat sistem zonasi. Hal itu bisa menghemat
pengeluaran orang tua karena si anak tidak perlu menempuh perjalanan yang jauh
lagi karena tidak perlu naik kendaraan umum yang ada ongkosnya atau kendaraan
pribadi yang memakan biaya bensin.
Bagi orang tua juga
akan sangat melegakan jika anaknya berangkat sekolah tidak naik motor sendiri.
Jika jarak sekolah jauh maka anak punya alasan untuk naik motor meskipun
umurnya belum cukup dan belum memiliki surat ijin mengemudi. Biasanya ini
terjadi pada anak-anak sekolah menengah pertama.
Kesimpulan
Negeri kita sudah
memiliki blue print yang baik dalam bentuk pancasila, namun aplikasinya keadilan sosial ada di sekolah kita saat ini masih tampak sulit sekali
untuk diwujudkan. Apakah keadilan sosial merupakan sesuatu yang nyata atau
hanya fatamorgana semata?
ADMINISTRASI GURU
ADMINISTRASI
|
UNDUH
|
KET
|
1. Kalender
Pendidikan
|
|
|
2. Perhitungan
Jam Efekyif Dan Analisis Hari Efektif
|
|
|
3. Standart
Skl
|
|
|
4. Pemetaan
Kd Dan Indikator
|
|
|
5. Program
Tahunan
|
|
|
6. Progra
Semester
|
|
|
7. Penyusunan
Silabus
|
|
|
8. RPP
|
|
|
9. Penetapan
KKM
|
|
|
10. Buku
Absen
|
|
|
11. Daftar
Presentasi Siswa
|
|
|
12. Buku
Agenda Mengajar
|
|
|
13. Ulangan
Mid Semester/Tugas/Pr/Uas
|
|
|
14. Analisi
Ulangan Harian
|
|
|
15. Program
Perbaikan Dan Pengayaan
|
|
|
16. Bank
Soal
|
|
|
17. Kisi-Kisi
Soal
|
|
|
18. Jurnal
Kelas
|
|
|
19. Pencapaian
Target Kurikulum Dan Tuntas Materi/Daya Serap
|
|
|
20. Buku
Catatan Kasus
|
|
|
21. Buku
Tamu/Buku Supervisi
|
|
|
22. Notulen
Rapat
|
|
|
23. Daftar
Inventaris
|
|
|
24. Buku
Penyerahan Raport/ Wali Kelas
|
|
|
25. Kalender
Pendidikan (kaldik)
|
|
|
26. Perhitungan
Jam Efekyif Dan Analisis Hari Efektif
|
|
|
27. Standart
Skl
|
|
|
28. Pemetaan
Kd Dan Indikator
|
|
|
29. Program
Tahunan
|
|
|
30. Progra
Semester
|
|
|
31. Penyusunan
Silabus
|
|
|
32. Penyusunan
Rpp
|
|
|
33. Penetapan
Kkm
|
|
|
34. Buku
Absen
|
|
|
35. Daftar
Presentasi Siswa
|
|
|
36. Buku
Agenda Mengajar
|
|
|
37. Ulangan
Mid Semester/Tugas/Pr/Uas
|
|
|
38. Analisi
Ulangan Harian
|
|
|
39. Program
Perbaikan Dan Pengayaan
|
|
|
40. Bank
Soal
|
|
|
41. Kisi-Kisi
Soal
|
|
|
42. Jurnal
Kelas
|
|
|
43. Pencapaian
Target Kurikulum Dan Tuntas Materi/Daya Serap
|
|
|
44. Buku
Catatan Kasus
|
|
|
45. Buku
Tamu/Buku Supervisi
|
|
|
46. SKBK
|
Downloads |
|